Ilmu Budaya Dasar Sebagai MKDU
1.1 Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar adalah
pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian
umum tentang konsep-konsep yang diekembangkan untuk mengkaji masalah-masalah
manusia dan kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia
sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa
Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari
bahasa latin humnus yang astinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan
mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih
manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan demikian bisa dikatakan
bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus
atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari
ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang
lain sebagai manusia itu sendiri. Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar
termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan
ilmu pengetahuan.
Ilmu budaya dasar merupakan
jalan atau arah didalam bertindak dan berfikir untuk memenuhi kebutuhan hidup
baik jasmani maupun rohani.Sedangkan Secara sederhana IBD adalah pengetahuan
yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang
konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan
kebudayaan.
Ilmu budaya dasar merupakan
ilmu yang tanpa kita sadari telah sangat melekat dalam kehidupan kita, baik
secara individual, dalam keluarga, maupun dalam masyarakat luas. Namun banyak
dari kita yang tidak menyadari dan tidak mengerti akan hal itu, sehingga
penerapannya dalam kehidupan menjadi sangat kurang. Dan tanpa kita sadari pula
Ilmu Budaya Dasar selalu kita temui dalam kehidupan kita, melalui pergaulan
sehari-hari di kampus, dalam masyarakat, dan dalam keluarga. Pentingnya kita
menyikapi mengenai Penerapan Budaya Dasar dalam kehidupan sehari-hari akan
membuat kita lebih memahami berbagai aturan-aturan atau norma masyarakat agar
terciptanya suatu hubungan yang baik.
Berikut pengertian Ilmu Budaya Dasar
dari beberapa ahli :
-
Hbelric, mengatakan bahwa secara sederhana ilmu budaya dasar
adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan
perngertian umum tentang konsep – konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah manusia dengan kebudayaan.
-
Edi Sugiartono, mengartikan Ilmu budaya dasar adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar Kebudayaan, dan Budaya memang
merupakan salah satu jiwa dari nilai-nilai yang ada di masyarakat.
-
Iprasetyo, mengatakan bahwa IBD (Ilmu Budaya Dasar) terdiri
dari tiga suku kata yang berbeda membentuk satu kalimat yang digabung membentuk
satu definisi khusus yaitu Ilmu, Budaya, dan Dasar. Sebelum membahas lebih
lanjut definisi Ilmu Budaya Dasar, ada baiknya kita bahas satu per satu
definisi kata dari IBD tersebut dari Kamus Besar Bahasa Indonesia sehingga
dapat memberikan definisi logis dan runut sesuai dengan definisi yang ada.
-
Bagus Ferdian, mengartikan ilmu budaya dasar adalah ilmu yang
mempelajari dasar-dasar kebudayaan yang memiliki nilai-nilai yang bersifat
positif dalam kehidupan bermasyarakat. Semua orang memiliki kebudayaannya
masing-masing dan berbeda-beda.
1.2
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian
mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat
memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan
demikian jelaslah bahwa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tidak dimaksudkan untuk
mendidik ahli-ahli dalam satu bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan
budaya (the humanities). Akan tetapi Ilmu Budaya Dasar semata-mata sebagai
salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan kritikannya terhadap nilai-nilai budaya, baik yang
menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya
sendiri. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut Ilmu Budaya Dasar diharapkan
dapat :
- Mengusahakan penajaman kepekaan mahasiswa
terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
- Memberi kesempatan pada mahasiswa untuk
memperluas pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya serta
mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut
kedua hal tersebut.
- Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon
pemimpin bangsa dan negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing,
tidak jatuh kedalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat.
Usaha ini terjadi karena ruang lingkup pendidikan kita amat sempit dan condong
membuat manusia spesialis yang berpandangan kurang luas, kedaerahan dan
pengkotan disiplin yang kuat.
> Mengusahakan
wahana komunikasi para akademis agar mereka lebih mampu berdialog satu sama
lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademis diharapkan akan lebih
lancar dalam berkomunikasi.
1.3
Ruang Lingkup Ilmu Budaya Dasar
Ruang Lingkup
Ilmu Budaya Dasar Bertitik tolak dari kerangka tujuan yang telah ditetapkan,
dua masalah pokok bisa dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang
lingkup kajian mata kuliah IBD. Kedua masalah pokok itu adalah :
> Berbagai
aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan
budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (the
humanities), baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) didalam
pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidang) berbagai disiplin
dalam pengetahuan budaya.
> Hakekat manusia yang satu atau universal,
akan tetapi yang beraneka ragam perwujudannya dalam kebudayaan masing-masing
jaman dan tempat.
Memilik kedua
pokok masalah yang bisa dikaji dalam mata kuliah IBD, nampak dengan jelas bahwa
manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak hanya sebagai
obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama,
dirinya sendiri, nilai-nilai manusia dan bagaimana pula hubungan dengan sang
pencipta menjadi tema sentral dalam IBD. Pokok-pokok bahasan yang dikembangkan
adalah:
> Manusia dan cinta kasih
> Manusia dan Keindahan
> Manusia dan Penderitaan
> Manusia dan Keadilan
> Manusia dan Pandangan hidup
> Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
> Manusia dan kegelisahan
> Manusia dan harapan
Materi ilmu
sosial dasar terdiri atas masalah-masalah sosial untuk dapat menelaah
masalah-masalah, sosial hendaknya terlebih dahulu kita dapat mengidentifikasi
kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu.
Sehingga dengan demikian bahan pelajaran ilmu sosial dasar dapat dibedakan atas
3 golongan yaitu :
-
Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat,
yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
-
Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian
tentang kenyataan -kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer
saja yang sangat diperlukan untuk
mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial.
-
Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat,
biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial antara yang satu
dengan yang lainnya saling berkaitan.
BAB
2
Manusia
dan Kebudayaan
2.1
Pengertian Manusia
Manusia
adalah makhluk ciptaan ALLAH swt yang paling sempurna dibandingkan dengan
makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir
secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan perbuatan yang tidak
dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang baik (positif) atau
buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan manusia
secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil. Karena
bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain.
Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Pengertian
manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia berasal dari
kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi
atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia diartikan sebagai sebuah
spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.
Manusia dan
kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia
sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka
sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan
sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha
Kuasa.
Namun
siapakah manusia itu sebenarnya? Manusia di dunia ini memegang peranan yang
unik dan dapat di pandang dalam beberapa segi. Misalnya, manusia di pandang
sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan
system (ilmu kimia). Manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong dalam
golongan mamalia (ilmu biologi). Manusia sebagai makhluk social yang tidak
dapat berdiri sendiri (ilmu sosiologi) dan lain sebagainya.
Dari beberapa
definisi di atas, tentu membuat kita sulit untuk menjawab pertanyaan tentang
manusia, oleh karena itu kita akan menerangkan siapa itu manusia berdasarkan
unsur-unsur yang membangunnya. Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan
untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
Manusia
terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
1.
Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat,
raba bahkan di foto dan menempati ruang
dan waktu.
2.
Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan
gerak.
3.
Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja
secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat
konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
4.
Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu
kesadaran akan diri sendiri.( Asy’arie, 1992 hal: 62-84).
Manusia
sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
-
Id, merupakan struktur kepribadian yang paling
primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional
dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses
ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik
secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi
atau khayalan.
-
Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya
dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh
masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak
antara usia satu dan dua tahun.
-
Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir
yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan
yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan
dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).
2.2 Hakekat
Manusia
Hakikat
Manusia adalah makhluk yang kuat, ada juga yang menyebut hakikat manusia adalah
makhluk yang sempurna , ada juga yang
menyebutnya makhluk paling cerdas dari semua itu menunjukan bahwa hakikat
manusia adalah mahkluk yang positif. Manusia dengan segala sifat dan
karakternya, diciptakan dengan sebegitu sempurnanya. Hakekat manusia adalah
sebagai berikut :
Makhluk yang
memiliki tenaga dalam yang dapat menggerakkan hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Individu yang
memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku intelektual
dan sosial.
Yang mampu
mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur dan mengontrol
dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
Makhluk yang
dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang tidak pernah selesai
(tuntas) selama hidupnya.
Individu yang
dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan dirinya
sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk ditempati
Suatu
keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan ketakterdugaan dengan
potensi yang tak terbatas
Makhluk Tuhan
yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung kemungkinan baik dan jahat.
Individu yang
sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama lingkungan sosial, bahkan ia tidak
bisa berkembang sesuai dengan martabat kemanusaannya tanpa hidup di dalam
lingkungan sosial.
Hakikat
manusia sebagai mahluk yang kuat tentu karena manusia dicipta dengan diberikan akal. Dengan
akalnya manusia bisa mengalahkan terbangnya burung yang terbang ke angkasa,
dengan akalnya manusia bisa berenang di dasar laut seperti ikan. Dibanding
makhluk lainnya manusai mempunyai kelebihan-kelebihan yang membedakan manusia
dengan makhluk lainnya. Kelebihan manusia adalah kemampuan untuk bergerak dalam ruang yang bagaimanapun, baik
didarat, dilaut, maupun diudara. Sedangkan binatang bergerak diruang yang terbatas. Walaupun ada
binatang yang bergerak didarat dan dilaut, namun tetap saja mempunyai
keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia.
2.3
Kepribadian Bangsa Timur
Kepribadian
Bangsa Timur merupakan suatu karakter yang mencerminkan masyarakat yang
menganut budaya dari Timur (Asia & Timur-Tengah), yang menunjukkan
ke-khasan dan pola pikir dan kebiasaan yang terdapat di daerah Timur.
Kepribadian bangsa timur pada umumnya merupakan kepribadian yang mempunyai
sifat teposeliro atau memiliki sifat toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi
bangsa timur umumnya aktif dalam mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di
negara Korea, dalam berdemokrasi mereka duduk sambil memegang poster protes dan
di negara Thailand, mereka berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian
bangsa timur juga identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam
bergaul maupun dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang
mencerminkan negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya
masyarakat Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata
dengan lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak
boleh dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu
suatu nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal
tersebut merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa timur
juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara atau daerah
masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih
dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang
melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.
Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu
tarian pendet, kecak, tarian barong.
2.4
Pengertian Kebudayaan
Kata
kebudayaan berasal dari kata budh dalam bahasa Sansekerta yang berarti akal,
kemudian menjadi kata budhi (tunggal) atau budhaya (majemuk), sehingga
kebudayaan diartikan sebagai hasil pemikiran atau akal manusia. Ada pendapat
yang mengatakan bahwa kebudayaan berasal dari kata budi dan daya. Budi adalah
akal yang merupakan unsure rohani dalam kebudayaan, sedangkan daya berarti
perbuatan atau ikhtiar sebagai unsure jasmani sehingga kebudayaan diartikan
sebagai hasil dari akal dan ikhtiar manusia. Kebudayaan, cultuur (bahasa
belanda), culture (bahasa inggris), tsaqafah (bahasa arab), berasal dari
perkataan latin “colere” yang artinya mengolah, mengerjakan, menyuburkan dan
mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini
berkembanglah arti culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk
mengolah dan mengubah alam”.
Dalam
disiplin ilmu antropologi budaya, kebudayaan dan budaya itu diartikan sama
(Koentjaraningrat, 1980:195). Namun dalam IBD dibedakan antara budaya dan
kebudayaan, karena IBD berbicara tentang dunia idea tau nilai, bukan hasil
fisiknya. Secara sederhana pengertian kebudayaan dan budaya dalam IBD mengacu
pada pengertian sebagai berikut :
Kebudayaan
dalam arti luas, adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan belajar.
Kebudayaan
dalam arti sempit dapat disebut dengan istilah budaya atau sering disebut
kultur yang mengandung pengertian keseluruhan sistem gagasan dan tindakan.
Kebudayaan
menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan
manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan
damai. Sedangkan Koentjaraningrat. Mengatakan bahwa kebudayaan berarti
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar
serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
2.5
Unsur-unsur Kebudayaan
Menurut
Kluckhohn ada tujuh unsur dalam kebudayaan universal, yaitu system religi dan
upacara keagamaan, system organisasi kemasyarakatan, system pengetahuan, system
mata pencaharian hidup, system tekhnologi dan peralatan, bahasa, serta
kesenian. Untuk lebih jelas, masing-masing diberi uraian sebagai berikut.
Sistem religi
dan upacara keagamaan, merupakan produk manusia sebagai homo religious. Manusia
yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas
kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang Mahabesar yang dapat
“menghitam-putihkan” kehidupannya. Oleh karena itu, manusia takut sehingga
menyembah-Nya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama. Untuk
membujuk kekuatan besar tersebut agar mau menuruti kamauan manusia, dilakukan
usaha yang diwujudkan dalam system religi dan upacara keagamaan.
Sistem
organisasi kemasyarakatan, merupakan
produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah.
Namun, dengan akalnya manusia membentuk kekuatan dengan cara menyusun
organisasi kemasyarakatan yang merupakan tempat bekerja sama untuk mencapai
tujuan bersama, yaitu meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Sistem
pengetahuan, merupakan produk dari manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan
dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu dapat juga dari pemikiran
orang lain. Kemampuan manusia untuk mengingat apa yang telah diketahui,
kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa menyebabkan
pengetahuan ini menyebar luas.
Sistem mata
pencaharian hidup, yang merupakan produk dari manusia sebagai homo economicus
menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat.
Sistem
teknologi dan peralatan, merupakan produksi dari manusia sebagai homo faber.
Bersumber dari pemikirannya yang cerdas serta dibantu dengan tangannya yang
dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat menciptakan sekaligus
mempergunakan suatu alat. Dengan alat-alat ciptaannya itu, manusia dapat lebih
mampu mencukupi kebutuhannya daripada binatang.
Bahasa,
merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada
mulanya diwujudkan dalam bentuk tanda (kode), yang kemudian disempurnakan dalam
bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bahasa tulisan.
Kesenian,
merupakan hasil dari manusia sebagai homo esteticus. Setelah manusia dapat
mencukupi kebutuhan fisiknya maka manusia perlu dan selalu mencari pemuas untuk
memenuhi kebutuhan psikisnya.
2.6 Wujud
Kebudayaan
Selain unsur
kebudayaan, masalah lain yang juga penting dalam kebudayaan adalah wujudnya.
Pendapat umum mengatakan ada dua wujud kebudayaan. Pertama, kebudayaan
bendaniah (material) yang memiliki cirri dapat dilihat, diraba, dan dirasa.
Sehingga lebih konkret atau mudah dipahami. Kedua, kebudayaan rohaniah
(spiritual) yang memiliki ciri dapat dirasa saja. Oleh karena itu, kebudayaan
rohaniah bersifat lebih abstrak dan lebih sulit dipahami.
Wujud pertama
adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tak dapat diraba dan difoto.
Letaknya dalam alam pikiran manusia. Ide-ide dan gagasan manusia ini banyak
yang hidup dalam masyarakat dan member jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan
itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu
system, disebut system budaya atau culture system, yang dalam bahasa Indonesia
disebut adat istiadat.
Wujud kedua
adalah yang disebut system social, yaitu mengenai tindakan berpola manusia itu
sendiri. Sistem social ini bersifat konkrit sehingga bias diobservasi, difoto
dan didokumentir.
Wujud ketiga
adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik karya manusia
dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bias diraba,
difoto dan dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan
masyarakat tidak terpisah satu dengan yang lainnya.
2.7 Orientasi
Nilai Budaya
Kluckhohn dalam
Pelly (1994) mengemukakan bahwa
nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas
yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar
warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup.
Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah
sistem nilai – nilai budaya.
Secara fungsional
sistem nilai ini
mendorong individu untuk
berperilaku seperti apa yang
ditentukan. Mereka percaya,
bahwa hanya dengan
berperilaku seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994).
Sistem nilai itu menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri
seseorang atau sekumpulan orang,
Ada lima
masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan
secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok
tersebut adalah:
(1) masalah
hakekat hidup,
(2) hakekat
kerja atau karya manusia,
(3) hakekat
kedudukan manusia dalam ruang dan waktu,
(4) hakekat
hubungan manusia dengan alam sekitar, dan
(5) hakekat
dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.
Masalah pertama,
yaitu mengenai hakekat hidup
manusia. Dalam banyak kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya,
menganggap hidup itu buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan
masyarakatnya berusaha untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana,
dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti
ini sangat mempengaruhi
wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan.
Sebaliknya banyak kebudayaan yang berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu
konsep – konsep kebudayaan yang berbeda ini berpengaruh pula pada sikap dan
wawasan mereka.
Masalah kedua
mengenai hakekat kerja atau karya dalam kehidupan. Ada kebudayaan yang
memandang bahwa kerja itu sebagai usaha untuk kelangsungan hidup (survive)
semata. Kelompok ini kurang tertarik kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga
yang menganggap kerja untuk mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun,
ada yang berpendapat bahwa kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini
berorientasi kepada prestasi bukan kepada status.
Masalah
ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu. Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang
berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup
masyarakatnya.
Masalah keempat
berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap alam. Ada yang percaya
bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan manusia. Sebaliknya ada yang
menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dikuasai manusia.
Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari harmoni dan keselarasan dengan
alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah
kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini
tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan
dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar
individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian
seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian.
2.8 Perubahan
Kebudayaan
Pengertian
perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi karena
ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga
tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan. Masyarakat dan
kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan
kebudayaan primitif yang terisolasi dari berbagai hubungan dengan masyarakat
lainnya. Gerak kebudayaan adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang
menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan
hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya karena terjadi hubungan antar
kelompok manusia di dalam masyarakat. Terjadinya gerak/perubahan disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu:
Sebab-sebab
yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri
Sebab-sebab
perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang
hidupnya terbuka, yang berada dalam jalur-jalur hubungan dengan masyarakat dan
kebudayaan lain cenderung untuk berubah lebih cepat.
Pada umumnya
generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima
unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Suatu
masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu ada kelompok-kelompok individu
yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan yang terjadi. Beberapa faktor yang mempengaruhi diterima
atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya
Terbatasnya
masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan
orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
Jika
pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan
oleh nilai-nilai agama dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata
yang ada, maka penerimaan unsur baru itu mengalami hambatan dan harus disensor
dulu oleh berbagai ukuran yang berlandaskan ajaran agama yang berlaku.
Corak
struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan
baru.
Suatu unsur
kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi
diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
Apabila unsur
yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas dan dapat dengan mudah
dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.
2.9 Kaitan
Manusia dan Kebudayaan
Manusia dan
kebudayaan merupakan dua hal yang sangat erat berkaitan satu sama lain. Manusia
di alam dunia inimemegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari berbagai
segi. Dalam ilmu sosial manusia merupakan makhluk yang ingin memperoleh
keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan sering disebut homo
economicus (ilmu ekonomi). Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
berdiri sendiri (sosialofi), Makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan
(politik), makhluk yan g berbudaya dan lain sebagainya.
Dalam
sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa
walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan
mengatur hidup manusia agar sesuai dcngannya. Tampak bahwa keduanya akhimya
merupakan satu kesatuan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan
peraturan – peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat
oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuatnya harus
patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena
kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.
BAB
3
Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesusastraan
3.1 Konsepsi
Ilmu Budaya Dasar Dalam Kesastraan
Ilmu Budaya
Dasar secara sederhana adalah pengetahuan yang diharapkan mampu memberikan
pengetahuan dasar dan umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah manusia dan kebudayaan . Suatu karya dapat saja mengungkapkan
lebih dari satu masalah, sehingga ilmu budaya dasar bukan ilmu sastra, ilmu
filsafat ataupun ilmu tari yang terdapat dalam pengetahuan budaya. Pengetahuan
budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo
humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan
mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep.
Pokok-pokok yang terkandung dari beberapa devinisi kebudayaan:
1. Kebudayaan
yang terdapat antara umat manusia sangat beragam
2. Kebudayaan
didapat dan diteruskan melalui pelajaran
3. Kebudayaan
terjabarkan dari komponen-komponen biologi, psikologi dan sosiologi
4. Kebudayaan
berstruktur dan terbagi dalam aspek-aspek kesenian, bahasa, adat istiadat,
budaya daerah dan budaya nasional
Ilmu Budaya
Dasar Merupakan Pengetahuan Tentang Perilaku Dasar-Dasar Dari Manusia.
Unsur-unsur kebudayaan:
1. Sistem
Religi/ Kepercayaan
2. Sistem
organisasi kemasyarakatan
3. Ilmu
Pengetahuan
4. Bahasa dan
kesenian
5. Mata
pencaharian hidup
6. Peralatan
dan teknologi
3.2
Pendekatan Kesusastraan
IBD, yang
semula dinamakan Basic Humanities, berasal dari bahasa Inggris the hu-
manities. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus, yang berarti
manusiawi, berbudaya. dan halus. Dengan mempelajari the humanities orang akan
menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Jadi the humanities
berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita sebagai homo hurnanus. Untuk
menjadi homo hurnanus, manusia harus mempelajari ilmu, yaitu the humani- ties.
disamping tanggung jawabnya yang lain. Apa yang dimasukkan kedalam the
humanities masih dapat diperdebatkan, dan kadang-kadang disesuaikan dengan
keadaan dan waktu. Pada umumnya the humanities mencakup filsafat, teologi, seni
dan cabang-cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebaginya.
Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya. Karena itu ada yang
menterjemahkan the humanities menjadi ilmu-ilmu kemanusiaan, ada juga yang
menterjemahkan mengjadifpengetahuan budaya. Hampir disetiap'jaman, seni
tennasuk sastra memegang peranan yang penting dalam the hurnanities. Ini
terjadi karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya
formulasi nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atau
agama. Dibanding dengan cabang the humanities yang lain, seperti misalnya ilmu
bahasa, seni memegang peranan yang penting, karena nilai-nilai kemanusiaan yang
disampaikannya normatif.
Karena seni
adalah ekspresi yang sifatnya tidak normatif` seni lebih mudah berkomunikasi.
Karena tidak normatif, nilai-nilai yang disampaikannya lebih fleksibel, baik
isinya maupun cara penyarnpaiannya. Hampir disetiap jaman, sastra mempunyai
peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa
Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menarnpung hampir semua
pemyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang
kemudian melahirkan filsafat, manusia mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk
memahami alam semesta, yang kemudian melahirkan ilmu pengetahuan, manusia
mempergunakan bahasa. Dalam usahanya untuk mengatur hubungan antara sesamanya
yang kemudian melahirkan ilmu-ilmu sosial, manusia mempergunakan bahasa. Dengan
demikian, manusia dan bahasa pada hakemya adalah satu. Kenyataan inilah
mempermudah sastra untuk berkomunikasi. Sastra juga lebih mudah berkomunikasi,
karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi.
Sementara itu
filsafat, yang juga mempergunakan bahasa, adalah abstraksi. Cinta kasih, kebahagian,
kebebasan, dan lainnya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Sifat abstrak
inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi. Cabang_cabang seni yang
lain pada hakekatnya juga abstrak. Gerak-genk dalam seni tari, misalnya, masih
perlu dijabarkan. Meskipun bunyi-bunyi dalam seni musik lebih cepat dinikmati,
bunyi-bunyi itu sendiri masih memerlukan penafsiran. Sebaliknya sastra adalah
penafsiran itu sendiri. Meskipun didalarn penafsiran itu sastra masih dapat
ditafsirkan lagi. Sastra juga didukung oleh cerita. Dengan cerita orang lebih
mudah tertarik, dan dengan cerita orang lebih mudah mengemukakan
gagasan-gagasannya dalam bentuk yang tidak normatif. Cabang-cabang seni yang
lain juga dapat menarik tanpa cerita, akan tetapi sulit bagi penciptanya
mengemukakan gagasanya. Dalam musik misalnya, kata-kata penciptanya tertelan
oleh melodinya. Karena seni memegang peranan penting, maka seniman sebagai
pencipta karya seni juga penting, meskipun yang lebih penting adalah karyanya.
Seniman
adalah media penyarnpai nilai-nilai kemanusiaan. Kepekaannya menyebabkan dia
mampu menangkap hal yang lepas dari pengamatan orang lain. IBD adalah salah
satu mata kuliah yang diberikan dalam satu semester. sebagai bagian dari MKDU.
IBD tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya ( The Humanities ), Akan tetapi IBD
semata-mata sebagai salah satu usaha mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan
cara memperluas wawasan pemikiran serta kemarnpuan kritikalnya terhadap
nilai-nilai budaya. Pada waktu menggunakan karya sastra, misalnya. Mahasiswa
tidak perlu mengetahui sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan
sebaginya. Memang seperti cabang-cabang the humanities lainnya, dalam Ihnu
Budaya Dasar sastra tidak diajarkan sebagai salah satu disiplin ilmu. Sastra
disini digunakan sebagai alat untuk membahas masalah-masalah kemanusiaan yang
dapat membantu mahasiswa untuk menjadi lebih humanus. Demikian juga filsafat,
musik, seni rupa. dan sebagainya. Orientasi the Humanities adalah ilmu : dengan
mempelajari satu atau sebagian dari disiplin ilmu yang tercakup dalam the
hurnanities, mahasiswa diharapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
3.3 Ilmu
Budaya Dasar yang Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa
banyak padananya. Dalam bahasa Indonesia istilah prosa diterjemahkan sebagai
cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita yang mempunyai pemeran,
peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh imanjinasi. Dalam kesusastraan
Indonesia kita mengenal prosa lama dan baru :
Prosa lama
meliputi :
1. Dongeng-dongeng
2. Hikayat
3. Sejarah
4. Epos
5. Cerita pelipur lara
Prosa baru
meliputi :
1. Cerita pendek
2. Roman/novel
3. Biografi
4. Kisah
5. Otobiografi
3.4
Niali-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni
bertulang punggung cerita, sastra mau tidak mau membawakan moral, pesan/cerita.
Dengan kata lain prosa mempunyai nilai-nilai. Nilai-nilai yang diperoleh
pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fiksi memberikan kesenangan
2. Prosa fiksi memberikan informasi
3. Prosa fiksi memberikan warisan cultural
4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan
Berkenaan
dengan moral, karya sastra dibagi menjadi dua, yaitu karya sastra yang
menyuarakan aspirasi jamanya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak
jamanya. Keduanya selalu menyampaikan masalah. Masalah ini disajikan dengan
interaksi tokoh-tokohnya. Konflik dapat terjadi baik di dalam diri tokoh
sendiri maupun antar tokoh satu dengan lainya.
3.5 Ilmu
Budaya Dasar yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi dipakai
sebagai media belajar sesuai dengan pokok bahasan yang terdapat pada ilmu
budaya dasar. Puisi termasuk sastra, sedangkan sastra bagina dari kesenian dan
kesenian cabang dari kebudayaan. Kepuitisan, keartistikan, atau keestetikan
bahasa puisi disebabkan oleh kereativitas penyair dalam membangun puisinya
menggunakan :
1. Figura bahasa, seperti gaya personifikasi,
metafora, perbandingan, alegori dsb.
2. Kata-kata ambiquitas, yaitu kata-kata yang
bermakna ganda
3. Kata-kata yang berjiwa / kata-kata yang
sudah diberi suasana tertentu, berisi
pengalaman sang penyair sehinggal terasa hidup
4. Kata-kata konotatif, kata-kata yang sudah
diberi tambahan nilai-nilai rasa.
5. Pengulangan, berfungsi mengintensifkan
hal-hal yang dilukiskan sehingga mengunggah hati. Dibalik kata-katanya yang
sulit dimengerti puisi berisi potret kehidupan manusia.
Alasan-alasan
yang mendasari penyajian puisi pada IBD antara lain :
1. Hubungan puisi dengan pengalaman hidup
manusia
Perekaman dan
penyampaian dan penyampaian pengalaman disebut “pengalaman perwakilan”. Berarti
manusia memiliki salah satu kebutuhan hidupnya dari sekedar pengalaman langsung
yang terbatas.
2. Puisi dan keinsyafan/kesadaran manusia
Dengan
membaca puisi manusia diajak untuk menjenguk hati dan pikiran manusia, baik
orang lain maupun diri sendiri.
3. Puisi dan keinsyafan social
Puisi
memberikan pengetahuan manusia sebagai mahluk social, yang terlibat dalam isu
dan problem social. Puisi dapat menafsirkan situasi dasar social yang bisa
berupa:
- Penderitaan atas ketidakadilan
- Perjuangan untuk kekuasaan
- Konflik dengan sesamanya
- Pemberontakan terhadap hokum Tuhan
Puisi-puisi
umumnya berisi nilai-nilai etika, estetika dan juga kemanusiaan. Cinta kasih
adalah salah satu nilai kemanusian yang sering dituangkan dalam puisi. Cinta
kasih itu tidak berdiri sendiri terkadang ia sering berpadu dengan nilai-nilai
kemanusian yang lain seperti penderitaan.
BAB
4
Manusia
dan Cinta Kasih
4.1
Pengertian Cinta Kasih
Menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat
suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada)
atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper
sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh
karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada
seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun
cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada
orang atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam
itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm
(1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu terutama
member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari
kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya
manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu,
yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Sarlito W.
Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu ketertarikan,
keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan
dan tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada
jarak lagi sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara
digantikan dengan sekedar memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan
kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh
dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.
Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak
ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara
sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur
terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai
dengan belas kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang
bertanggung jawab. Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif,
berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan dan
kebahagiaan.
4.2 Cinta
Menurut Ajaran Agama
Ada yang
berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya
cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan
organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta
sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan
ajaran cinta kepada manusia.
Dalam
kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau
juga istri dan anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta
ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
1. Cinta Diri
Cinta diri
erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun
mencintai segala sesuatu yang
mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup. Berkembang,
mengaktualisasikan diri, mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah
mengungkapkan cinta alamiah manusia
terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan
berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang membahayakan
keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau
mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi
dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
“Diantara
gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah
kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua
keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan
kemewahan hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara
gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah
permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai
kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan,
atau kemiskinan, ia merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh
karunia lagi,” (QS,Fushilat, 41:49)
Namun
hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan
melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta
pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.
2. Cinta
kepada Sesama Manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya. Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan
manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila
ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan
serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya,
setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang-orang yang berusaha
untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan
melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan
sholat, memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya,
dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan
yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri
dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian bisa merelisasikan kebaikan individu dan
masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling
mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu
sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan
dalam mencintai diri sendiri.
3. Cinta
Seksual
Cinta
erat kaitannya dengan dorongan seksual.
Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan
kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi
kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara
tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan
seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi
kelangsungan jenis.
4. Cinta
Keibuan
Kasih
sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat
pada diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu
ikatan fisiologi. Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh
dengan kasih sayang dan naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli
ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan karena fisologis,
melainkan dorongan psikis.
5. Cinta
Kebapakan
Mengingat
bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak
terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu
dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan
fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan
ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada anak-anaknya , karena mereka sumber
kesenangan, kegembiraan baginya ,
kekuatan, kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak
dan kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia. Cinta
kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya
ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa
cinta,kasih sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam
ditelan ombak :
“Dan Nuh
memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh terpencil – :
“Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada
bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)
Biasanya
cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya,
asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan
dan kepentingan mereka sndiri.
6. Cinta
Kepada Allah
Merupakan
puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan
tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta
menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan
semua bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan
kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
Katakanlah :
“Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang”(QS Ali
Imran, 3:31)
Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua
bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang
yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam
semesta.
7. Cinta
Kepada Rasul
Cinta
kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul
merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagai sifat luhur.
4.3 Kasih
Sayang
Pengertian
kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta
yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam
berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini
merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut
tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian,
saling terbuka, sehingga keduannya
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis,
berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih
sayang dalam kehidupan keluarga.
Kasih sayang,
dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tuanya
pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang
orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari
kasih sayang dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan
terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
4.4 Kemesraan
Kemesraan
berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti
hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama
dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih. Ada pula,
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
• Kemesraan
dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu
dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan
seksualitasnya kuat.
• Kemesraan
dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan.
Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun
bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
• Kemesraan
Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya.
Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
4.5
Pemujaan
Pemujaan
adalah dimana kita memuja atau mengagungkan sesuatu yang kita senangi.Pemujaan
dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada leluhur,memuja pada
agama tertentu dan kepercayan yang ada.seperti Pemujaan pada leluhur adalah
suatu kepercayaa bahwa para leluhur yang telah meninggal masih memiliki
kemampuan untuk ikut mempengaruhi keberuntungan orang yang masih hidup. Dalam
beberapa budaya Timur, dan tradisi penduduk asli Amerika, tujuan pemujaan
leluhur adalah untuk menjamin kebaikan leluhur dan sifat baik pada orang hidup,
dan kadang-kadang untuk meminta suatu tuntunan atau bantuan dari leluhur.
Fungsi sosial dari pemujaan leluhur adalah untuk meningkatkan nilai-nilai
kekeluargaan, seperti bakti pada orang tua, kesetiaan keluarga, serta
keberlangsungan garis keturunan keluarga.
4.6 Belas
Kasihan
Belas
kasihan disebut juga dengan kepedulian adalah emosi manusia yang muncul akibat
penderitaan orang lain. Lebih kuat daripada empati , perasaan ini biasanya
memunculkan usaha mengurangi penderitaan orang lain.
Di
dalam kehidupan nyata, jika kita tidak bisa mengubah konsep mementingkan diri
sendiri yang terbentuk sejak lahir ini, sudah pasti kita tidak akan bisa
memperlakukan orang lain dengan belas kasih. Setelah benar-benar masuk dalam
jalan kultivasi, saya baru berangsur-angsur memahami makna belas kasih.
Hati
yang berbelas kasih bisa menghubungkan energi dan menginisiasi energi yang
tanpa batas. Belas kasih itu sendiri merupakan suatu medan energi yang sangat
besar. Seberapa besar kelapangan dada seseorang, seberapa besar pula energi
yang bisa dia dapatkan. Jika seseorang selalu memiliki hati belas kasih, maka
kelapangan dada yang dia miliki juga bisa berlimpah-limpah bagaikan alam
semesta, dia akan memiliki energi teramat besar hingga mampu menaklukkan
segala-galanya. Ketika seseorang bisa mengunakan belas kasihnya untuk mengubah
musuhnya, pada saat itu energi semacam itu akan menjadi senjata yang lebih
ampuh bila dibandingkan dengan pisau dan pedang.
Menghadapi
konflik antar manusia atau sekat diantara para kultivator, tidak peduli mereka
berusaha dengan cara manusia yang manapun untuk menghilangkan, tidak akan
mendapatkan cara penyelesaian secara tuntas, hal ini disebabkan oleh karena
cara manusia itu kekurangan energy Tetapi kekuatan dari belas kasih bisa
menguraikan segala permusuhan, sehingga membuat segala perputaran sebab dan
akibat yang berada didunia ini mendapatkan penyelesaian baik. Pancaran sinar
belas kasih melebihi beribu-ribu kata, ia bisa membuat dendam dan sekatan yang
berada di antara hati manusia dengan sekejab hilang tanpa berbekas.
4.7 Cinta
Kasih Erotis
Cinta
kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan
seseorang lainnya. cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan universal,
pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman
yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah
dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini
pada hakekatnya hanya sementara.
eksual
menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu fisi
belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan seksual
dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap perasaan yang
mendalam.
Dalam
cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih
persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di salah tafsirkan
dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering kita jumpai
separang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan cinta kasih
terhadap setiap orang lainya.
Cinta
kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu
bahwa seseorang sunguh-sunguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang
sedalam-dalamnya dan menerima pribadi orang lain(wanita ataupun pria). Hal ini
merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua
mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, beda halnya dengan
kebudayaan barat/ zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima
sama sekali. Cinta kasih hanya di anggap sebagai hasil suatu reaksi emosional
dan spontan.Dengan demikian, bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi
individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari
perbuatan kemauan.
Sumber:
0 comments:
Post a Comment